Pemanfaatkan NLP (Neuro Languange – Programming)
Latar Belakang Penelitian
Manusia lahir dengan beragam ciri khusus yang tidak sama antara satu manusia dengan manusia lainnya. Keragaman ciri khusus ini secara mendasar dapat digunakan sebagai fitur-fitur pembeda (distinctive features) identitas manusia yang memungkinkan kita dapat membedakan satu orang dengan orang lainnya. dengan orang lainnya.
Perbedaan fisik, seperti bentuk wajah dan tubuh adalah sejumlah fitur pembeda yang paling umum digunakan manusia untuk membedakan identitas. Salah satu metode yang diterapkan dalam hal ini adalah penerapan frekuensi formant.
lebih lanjut dikembangkan dalam kajian linguistik forensik. Pada dasarnya formant merupakan salah satu elemen kebahasaan yang bersifat dinamis. Penerapan frekuensi formant secara nyata dapat dilihat dalam dunia forensik.
Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menggambarkan peran
frekuensi formant sebagai penanda identitas yang lebih lanjut dapat
digunakan dalam kepentingan kepentingan forensik. Untuk dapat mencapai
tujuan utama di atas, terdapat sejumlah tujuan pendukung yang terlebih
dahulu harus dicapai yaitu :
1.Menemukan dan membandingkan nilai frekuensi formant dan secara spesifik nilai formant dari central frequency bunyi bahasa.
2.Menemukan pola-pola frekuensi formant yang dimiliki suara.
Target Penelitian
2. Tinggal dalam lingkungan pengguna bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
3. Intensitas penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris cukup tinggi.
4. Usia 25 – 30 tahun.
5. Masih memiliki artikulator yang lengkap.
Metode Penelitian
Target Penelitian
Objek penelitian ini adalah 10 orang responden dengan kriteria:
1. Penutur bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.2. Tinggal dalam lingkungan pengguna bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
3. Intensitas penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris cukup tinggi.
4. Usia 25 – 30 tahun.
5. Masih memiliki artikulator yang lengkap.
Metode Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian eksperimen yang dikaji secara kuantitatif. Pengkajian secara
kuantitaif dilakukan dengan melakukan pengujian secara matematis atas
data-data yang menjadi subjek penelitian. Melalui perhitungan matematis
ini, mencoba menggambarkan suatu implikasi yang dapat digunakan dalam
ranah linguistik forensik.
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Pada dasarnya bunyi-bunyi yang dihasilkan memiliki nilai formant
yang tidak pernah sama. Hal ini n membuktikan bahwa nilai formant yang
dihasilkan oleh setiap orang tidak sama walaupun orang-orang tersebut
memproduksi bunyi yang sama. Di samping itu, penulis juga menemukan
bahwa bunyi yang disampaikan oleh orang yang sama juga tidak memiliki
nilai formant yang sama.
Kesimpulan
Kesimpulan
Pada dasarnya bunyi-bunyi yang dihasilkan memiliki nilai formant
yang tidak pernah sama. Hal ini membuktikan bahwa nilai formant yang
dihasilkan oleh setiap orang tidak sama walaupun orang orang tersebut
memproduksi bunyi yang sama.
Software Yang Digunakan
Software Yang Digunakan
Praat yang dalam Bahasa Belanda berarti ‘suara’, yang merupakan
sebuah freeware yang diciptakan oleh Paul Boersma & David Weenink
dari Phonetic Sciences Department University of Amsterdam.
Dengan menggunakan PRAAT versi 4.5.14 penulis menemukan batas
toleransi yang dapat digunakan sebagai penanda identitas. Melalui hal
ini penulis menggambarkan suatu implikasi yang lebih lanjut dapat
dikembangkan dalam kajian linguistik forensik.
Sumber
http://harefa12.wordpress.com/
Sumber
http://harefa12.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar